Wednesday, April 18, 2012

Buku Kehidupan Terbaik

Kata buku adalah kata yang paling populer bagi seluruh insan yang pernah mengenyam pendidikan formal dalam segala stratanya. Buku didefinisikan sebagai kumpulan kertas atau bahan lainnya yang salah satu ujungnya dijilid menjadi satu bagian dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Namun, seiring dengan perkembangan dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online).
Bagi kultur Indonesia khususnya etnis jawa – terlebih bagi Pecinta buku yang biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu buku – , kata yang satu ini juga tidak kurang terkenalnya. Kitab, kitab berarti sebuah teks atau tulisan yang dijilid menjadi satu. Biasanya kitab merujuk kepada jenis tulisan yang mempunyai implikasi hukum, atau dengan kata lain merupakan undang-undang yang mengatur. Istilah kitab biasanya digunakan untuk menyebut karya sastra para pujangga pada masa lampau yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah untuk mengungkapkan suatu peristiwa masa lampau.

Sejarah
Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.
Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu yang ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg, sebagai hasilnya perkembangan dan penyebaran buku mengalami revolusi yang luar biasa. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.

Bagian yang penting
Terlepas dari definisi dan sejarah mengenai buku, bagian terpenting yang berkaitan dengan kehidupan adalah bahwa dalam kehidupan manusia ini ada bagian penting dari hidup yang bisa di-depersonifikasi-kan dengan buku. Hal tersebut adalah
awal dan akhir kehidupan kita sudah tercatat secara pasti dan rapi sejak zaman azali yang jika diibaratkan menjadi sebuah buku maka sampul depan yang berisi judul dan ilustrasi gambarnya beserta sampul akhir beserta sinopsisnya tidak akan pernah bisa kita ubah karena hal tersebut sudah mengandung hukum hak cipta intelektual. Dasar depersonifikasi kehidupan manusia dengan buku adalah bahwa 40 hari sebelum roh ditiupkan ke dalam calon jabang bayi, Tuhan sudah menentukan empat hal yang tak akan bisa dirubah oleh manusia manapun didunia ini. Empat hal tersebut adalah; ajal, amal, bejo yang berarti keberuntungan dan yang terakhir ciloko yang berarti ketidak beruntungan.

Ketikapun kehidupan ini di-depersonifikasi-kan ke buku agenda dan segala jenis buku tulis lainnya, maka sampul depan dan belakang dari jenis buku yang inipun juga tidak akan bisa kita rubah dan kita pilih. Kalaupun kita bisa memilih, tidak banyak juga pilihannya dan kalaupun terdapat banyak pilihannya, yang benar-benar sesuai dengan selera kita tentunya tidak akan pernah kita temukan. Demikian juga kehidupan kita, kalaupun toh kita bisa memilih maka haus dahaga nafsu kita tidak akan pernah terpuaskan oleh pilihan yang tidak banyak disediakan oleh kehidupan ini. Yang tercatat miskin tidak akan pernah ingin selamanya menjadi miskin, bahwa yang tercatat kaya sekalipun sekaliber Qorun yang hidup pada masa Nabi Musa A.S. dan berkembang sehingga sekarang dengan segala varian nama dan jenis kekayaannya, pun tidak akan pernah merasa cukup dengan apa telah ia miliki. Dua status sosial ini sejatinya tidak akan pernah bisa memilih apa-apa yang sesuai dengan kehendak hatinya, bahkan sampai batas sampul terakhir buku kehidupan pun kita tidak punya banyak pilihan.

Sebagai manusia yang punya sisi ke-manusiawi-an, testimoni diatas bisa dan boleh dibantah. Bahwa masih ada pilihan dalam hidup ini, iya, dan pilihan inilah yang membawa derajat kita dimata Alloh berbeda.

Pertanyaannya adalah; pilihan apa yang membawa derajat manusia berbeda di mata Alloh Swt.? jawabannya, bahwa pilihan yang tersedia untuk kita isi adalah kertas putih yang terdapat dalam buku kehidupan kita masing-masing. Alloh membebaskan hambanya untuk membuat catatan amalnya sendiri. Secara luas kertas putih yang disediakan untuk kita diberi jangka waktu sampai 63 tahun. Tentu tidak ada gading yang tak retak yang berarti pasti ada catatan amal dalam buku kehidupan kita yang tak sempurna. Bahwa kemudian terdapat teknologi untuk menutupi kekurangan atau kesalahan dalam penulisan seperti tipex atau sejenisnya. Maka ketika kita keliru atau kurang bahkan salah, maka hanya satu cara untuk menghilangkannya yakni dengan tobat. Bahwa masih ada banyak lembaran baru yang tersedia untuk kita tulisi, patut kita syukuri. Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana kesalahan penulisan catatan amal kita tidak terulang dikemudian hari dan kita tetap semangat untuk selalu mencoba mengurai dan membenahi catatan amal kita supaya redaksi laporan kita nanti ketika yaumul hisab menjadi sempurna. Terus dan terus berusaha menulis amal kita dengan tinta emas dan dengan tulisan amal yang baik hingga ketentuan buku kehidupan kita ditutup untuk selamanya dihadapan Alloh subhanahu wata’ala, semoga. Wallohu ‘alam bis showab

No comments:

Post a Comment