Friday, December 16, 2011

4 Hal, hanya Empat yang Tahu

Ada empat perkara yang tak sembarang orang tahu parameter dan hitungan pastinya atau boleh dikata ‘top secret’-lah, meminjam istilah yang lazim dipakai dalam kasus yang ada dalam databasenya secret service. Tidak demikian dengan empat orang agen secret service yang akan saya sebutkan pada catatan ide saya kali ini. Namun sebelumnya, pertanyaan yang pasti akan muncul adalah; hebat manakah diantara dua statemen yang saya ungkapkan tadi; empat hal-‘top secret’-nya ataukah empat orang agen secret servicenya? Saya bebaskan anda semua untuk membuat hypotesa sekalian anti-tesanya biar menjadi lebih seru. Ibarat ketika anda nonton film, silahkan kategorisasikan “judul” yang saya utarakan, masuk ranahnya film Indonesia yang mudah ketebak jalan ceritanya dan  ceritanya hanya itu-itu saja atau pantas menjadi nominator pada penghargaan film tertinggi dunia yaitu Oscar Movie Award dan menjadi pemenangnya.
Deskripsi jawabannya menjadi seperti demikian, ada 4 perkara yang semua manusia kebingungan mempresisikan definisinya kecuali hanya empat jenis dari golongan manusia. Adapun empat perkara dan empat orang yang tepat presisinya adalah; orang tidak akan pernah tahu definisi persis mengenai yang namanya muda tatkala dia belum pernah tua, tatkala orang sudah kehilangan kemampuan ragawinya untuk menyelesaikan segala aktifitasnya sendiri, bahkan yang tua pun kadang dan bahkan sering barangkali masih ngotot ingin tetap muda. Banyak fenomena pemerkosaan yang dilakukan oleh orang tua yang masih ngotot kepingin awet muda segala-galanya bahkan kebutuhan biologis yang seharusnya sudah bukan perkara penting bagi orang tua. Kedua; orang tidak akan pernah tahu bahwa dia benar-benar beruntung sampai ketika
dia kena musibah dan dia menyadari keberuntungannya. Atau bahkan dengan segala cara keberungtungan yang telah didapat diatur sedemikian rupa untuk tidak dimiliki oleh orang lain. Sebaliknya yang merasa dirinya kurang beruntung, dia akan selalu didera sindrom kemalasan  yang luar biasa.
Ketiga; orang tidak pernah tahu bahwa dia diberi nikmat kesehatan hingga kesehatan itu diganti dengan derita penyakit yang dialaminya. Menoleh sedikit kebelakang, kenapa raja Fir’aun berani memplokamirkan dirinya sebagai Tuhan, usut punya usut karena selama hidupnya yang kurang lebih mencapai 400 tahun, bahkan sakit kepala saja dia tidak pernah merasakannya, sehingga dia menjaminkan dirinya bahwa orang yang menjadi pengikutnya akan aman. Dan yang terakhir dan paling inti dari empat hal dan hanya empat orang yang tahu kongkrit jawabannya adalah orang tidak akan pernah tahu hakikat kehidupan sampai ketika ajal datang menjemput orang yang makna hidupnya hilang. Kita akui atau tidak, pasti ada sisi dari diri kita dimana kita kebingungan memaknai kehidupan yang tidak semakin mudah tiap harinya, sering kita pesimis melihat rona kehidupan akhir zaman yang tak karuan arahnya. Sering kita kebingungan masa depan kita dan anak-anak kita ketika menurut ukuran logika umum dan khusus kehidupan semakin tak jelas bentuk dan rupanya.
Hal pokok yang harus kita sama-sama renungkan adalah bahwa muda menjadi tua, beruntung berganti derita, detik ini sehat dua detik kemudian menjadi sakit parah bahkan tidak bisa pulih seperti sedia kala demikian halnya hidup berganti menjadi mati beriringan dengan hembusan nafas terakhir adalah aturan pokok yang telah ditetapkan dalam undang-undang kehidupan yang telah disahkan oleh Tuhan kita Alloh Swt. Tugas kita sebagai agen secret service-NYA Alloh Swt. adalah ridlo atas semua ketentuan perundang-undangan-NYA dan semoga kita di ridloi oleh-NYA.
Bukan hal yang mudah untuk melaksanakan asa dengan tidak berputus asa. Mari kita sama-sama merenungkan cara mewujudkan asa tanpa menciderai rasa cinta Alloh Swt. kepada kita. Dimana tempat kita membangun asa yang tidak berbusa dalam mulut buaya yang bernama manusia. Akan sangat mudah meneriakkan ridlo kepada taqdir yang telah ditetapkan Alloh Swt.namun pada kenyataannya hanya sampai mulut saja. Mulut ini akan segera bungkam seribu bahasa tatkala taqdir yang kita terima tidak sesuai dan bahkan jauh dari harapan nafsu kita yang berasaskan logika belaka.
Ketika logika bicara tanpa adanya rasa, jangan harap ridlo Alloh Swt. akan ada. Ridlo bukan ranahnya logika, kita harus berusaha dengan memaksa diri kita sendiri untuk berbicara dengan hati nurani, mendengar dan melihat dengan hati nurani, menggerakkan setiap senti anggota badan luar dan dalam kita dengan hati nurani. Jika memang ridlo Alloh Swt. yang kita tuju, kayaknya mutlak hati nurani kita harus berjalan seiring sejalan dengan gerak tubuh kita. Jangan ada rekayasa, karena setiap rekayasa yang kita coba angan-angankan, maka justru itu yang menyebabkan jauhnya ridlo dan bahkan menjauhkan kita dari Alloh Swt. Bukankan sudah terang benderang tersebut di dalam Al-Qur’an bahwa Alloh Swt. sangat dekat dengan kita bahkan digambarkan dalam hadits bahwa Alloh Swt. lebih dekat dari pada urat nadi kita sendiri.
Jangan sampai kedekatan kita dengan Tuhan kita yang telah mengasihi, mencintai dan memberikan segala-galanya pada kita menjadi renggang karena rekayasa logika kita. Bukankah sudah sangat jelas disebutkan dalam hadits qudsi bagaimana kita seharusnya menjaga kedekatan kita dengan Tuhan kita. Disebutkan dalam hadits qudsi; “Alloh Swt. membangun bagi setiap manusia sebuah kerajaan dan pada setiap kerajaan ada sebuah pusat pemerintahan yang diberi nama dada atau ‘shodru”, dan pada setiap dada terdapat hati atau ‘qolbu’, dan didalam hati pasti terdapat yang namanya hati nurani atau ‘fuadu’ dan didalam hati nurani terdapat rahasia atau ‘sirrun’, dan jika kamu mau selalu dekat dengan-KU maka AKU dalam pada ‘sirr’”.
Logika dan rasa dalam laku bathiniyah adalah cara yang paling tepat dan yang mutlak harus segera dilakukan untuk semakin menjadikan hidup kita bermakna sebelum ajal menyapa, menjadikan hidup kita lebih hidup, menjadikan diri kita berbeda dan bermatabat dihadapan makhluq Alloh Swt. yang lainnya, menjadikan diri kita tidak akan pernah terlepas dari ‘dekapan mesra’ Alloh Swt. Tuhan kita yang selalu mencintai kita dan yang selalu kita cintai. Semoga.... Amiiin...Wallahu a’lam bis showab.

No comments:

Post a Comment